Saya membantu bagi kawan-kawan sedang skripsi utamanya ataupun siapapun yang membutuhkan buku sakti analisis multivariate dengan program SPSS 21 update PLS Regresi karangan Prof. Dr. H. Imam Ghozali., M.Com., Akt
dengan harga Rp 123.000 kawan-kawan sudah mendapatkan buku sakti dengan edisi terbaru ini. Untuk reseller atau yang membeli lebih dari 10 buku ada diskon khusus.
Judul: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi Edisi 7
Pengarang: Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com., Akt.
Penerbit: BP Universitas Diponegoro
Halaman: xiv+432
Bonus: CD data, latihan dan software pendukung
Daftar Isi:
Bab1 : Skala Pengukuran dan Metode Analisis Data
Bab 2: Pengenalan Program SPSS, Aplikasi Statistika Deskriptif dan Uji Beda T-Test
Bab 3: Data Screening dan Transpormasi Data
Bab 4: Uji Reliabilitas dan Validitas Suatu Konstruk Atau Konsep
Bab
5: Uji Beda T-Test, Analysis of Variance (ANOVA), Analysis of
Covariance (ANCOVA), Dan Multiple Analysis of Variance (MANOVA)
Bab 6: Analisis Regresi
Bab 7: Uji Asumsi Klasik
Bab 8: Regresi Dengan Uji Asumsi Klasik, Variabel Dummy dan Chow Test
Bab 9: Model Regresi dengan Bentuk Fungsional
Bab 10: Model Regresi Moderasi/Moderated Regression Analysis (MRA)
Bab 11: Regresi Dengan Variabel Mediator Atau Intervening, Analisis Jalur Path (Path Analysis)
Bab 12: Regresi Dengan Variabel Moderator dan Mediator (MODMED)
Bab 13: Analisis Diskriminan
Bab 14: Logistic Regression
Bab 15: Korelasi Kanonikal (Canonical Correlation)
Bab 16: Analisis Conjoin
Bab 17: Analisis Faktor
Bab 18: Analisis Kluster (Cluster Analysis)
Bab 19: Regresi Partial Least Squares (PLS)
Blog Akuntansi
Sabtu, 26 April 2014
Jumat, 25 April 2014
Wesel Tagih
Jurnal Untuk Transaksi Wesel Tagih
Wesel tagih atau Piutang wesel
merupakan bentuk piutang atau klaim perusahaan atas perusahaan lain untuk
menerima pembayaran di masa mendatang yang mana wesel tersebut dibuat oleh
debitur atau yang berhutang dalam bentuk formal atau kertas yang berisikan jumlah
pokok yang harus dilunasi oleh pihak yang membuat wesel atau pihak yang
berhutang, tingkat bunga yang dibayarkan, dan tanggal jatuh tempo wesel
tersebut
Contoh Jurnal Untuk Transaksi Wesel Tagih:
Perusahaan Aida menggunakan
metode cadangan/penyisihan (allowance method] atas piutang tak tertagih.
Beberapa transaksi yang dilakukan perusahaann sebagai berikut:
·
28 januari: Menjual barang dagangan secara kredit kepada PT Braggi senilai Rp39.000, HPP Rp25.000
28 januari: Menjual barang dagangan secara kredit kepada PT Braggi senilai Rp39.000, HPP Rp25.000
Piutang usaha 39.000
Penjualan 39.000
HPP 25. 000
Persediaan 25.
000
[Untuk mencatat
penjualan barang dagang secara kredit]
·
1 Maret: Menerima wesel tagih 90 hari, bunga 12% pertahun senilai Rp.39. 000 dari PT Braggi atas penjualan tanggal 28 Januari
1 Maret: Menerima wesel tagih 90 hari, bunga 12% pertahun senilai Rp.39. 000 dari PT Braggi atas penjualan tanggal 28 Januari
Piutang
Wesel-PT Braggi 39.
000
Piutang Usaha 39. 000
[Untuk mereklasifikasi piutang
usaha menjadi piutang wesel, dimana secara otomatis muncul piutang wesel dan
menghapus piutang usaha]
·
3 Maret: Menghapus piutang PT Gelar sebesar Rp.10. 000yang dianggap tidak tertagih
3 Maret: Menghapus piutang PT Gelar sebesar Rp.10. 000yang dianggap tidak tertagih
Cadangan piutang tak tertagih 10. 000
Piutang usaha 10.
000
[untuk mencatat penghapusan
piutang tak tertagih]
·
1 April: Meminjamkan uang kpd Joni sebesar Rp.8.000 dan menerima wesel tagih 60 hari, bunga 14% per tahun
1 April: Meminjamkan uang kpd Joni sebesar Rp.8.000 dan menerima wesel tagih 60 hari, bunga 14% per tahun
Piutang wesel-Joni 10. 000
Kas 10. 000
[untuk mencatat wesel
tagih atas peminjaman uang ke Joni]
·
21 April: Mencatat kembali piutang PT gelar yang telah dihapus tanggal 3 Maret, dan menerima kas atas pembayaran piutang tsb sebesar 10. 000
21 April: Mencatat kembali piutang PT gelar yang telah dihapus tanggal 3 Maret, dan menerima kas atas pembayaran piutang tsb sebesar 10. 000
Piutang usaha 10. 000
Cadangan piutang tak
tertagih 10. 000
[pemulihan piutang yang diannggap dapat ditagih kembali]
Kas 10.
000
Piutang usaha 10. 000
[mencatat pelunasan piutang]
·
1 Juni: PT Bragi tidak dapat menepati untuk membayar wessel tagih
1 Juni: PT Bragi tidak dapat menepati untuk membayar wessel tagih
Piutang usaha 40.170
Piutang wesel 39.000
Pendapatan bunga[12%x90/360x10.000] 1.170
[mencatat pendapatn bunga karena perusahaan masih menganggap masih ada
komitmen dari PT Braggi yaitu pihak yang berhutang untuk melunasi utangnya
sehingga diakui sbg pendapatan, dan mereklasifikasi piutang wesel menjadi piutang
usaha karena piutang wesel tsb sudah jatuh tempo]
·
1Juni: menerima pembayaran wesel tagih dari Joni
1Juni: menerima pembayaran wesel tagih dari Joni
Kas 8.187
Piutang wesel-Joni 8.000
Pendapatan bunga[14%x60/360x8.000] 187
[mencatat
pelunasan piutang wesel dan penerimaan pendapatan bunga]
· 31 Desember:
Diperkirakan 2% dari penjualan kredit per
31 desember sebesar Rp 900. 000 dianggap tidak tertagih
Beban
kerugian piutang tak tertagih 900.
000
Cadangan piutang tak tertagih 900.
000
[mencatat
estimasi cadangan untuk piutang tak tertagih dan kerugiannya]
Beban
kerugian piutang diakui terlebih dahulu [prinsip konservatisme/prudence] karena
akun tersebut merupakan bagian dari komponen laporan keuangan laba rugi
komprehensif sehingga ktika piutang
tersebut benar-benar tidak dapat ditagih dan dihapus pada tahun berikutnya
tidak mengganggu laba rugi tahun ketika beban kerugian piutang tsb dicatat
misal 2012, karena misal ketika tahun 2013 ada piutang yang sudah dicadangkan tsb tidak
dpt ditagih maka hanya merubah akun neraca saja yaitu cadangan piutang tak
tertagih terhadap piutang usaha
Selasa, 16 Juli 2013
Pengenaan PPh atas Usaha dengan Omzet Tertentu (UMKM)
Pengenaan PPh atas Usaha dengan
Omzet Tertentu
Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak, akan dikenai pajak dengan tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final sebesar 1% (satu persen). Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 tentang PPh atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, yang terbit tanggal 12 Juni 2013 dan mulai berlaku sejak 1 Juli 2013.
Dalam PP tersebut diatur juga tentang kriteria Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang tidak dapat memanfaatkan aturan ini, yaitu :
a) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan, contohnya adalah: pedagang makanan keliling, pedagang asongan, warung tenda di trotoar dansejenisnya;b) Wajib Pajak Badan yang belum beroperasi secara komersial atau dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh omzet melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Selain itu, juga diatur bahwa Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan untuk menghitung PPh final ini adalah omzet setiap bulan. Artinya, setiap bulan, Wajib Pajak akan membayar PPh final sebesar 1 (satu) persen dari omzet bulanannya.Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 ini bertujuan memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Sabtu, 06 April 2013
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS SUATU KONSTRUK ATAU KONSEP
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS SUATU KONSTRUK ATAU KONSEP
Pada penelitian di bidang ilmu sosial seperti psikologi, manajemen dan ilmu sosial lain umumnya variabel-variabel penelitiannya dirumuskan sebagai sebuah variabel laten atau un-observed atau sering disebut konstruk, yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui indikator-indikator yang akan diamati. Biasanya indikator-indikator tersebut diamati dengan menggunakan kuesioner atau angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai suatu hal, seperti misal LEMBUR
Skala yang sering dipakai adalah skala ordinal atau sering disebut skala LIKERT, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berkut :
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Netral atau ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Sangat setuju mempunyai tingkat preferensi yang lebih tinggi dari setuju, begitupun selanjutnya.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang atas pertanyaan adalah konsisten, stabil, dari waktu ke waktu. Di misalkan konstruk LEMBUR yang diukur dengan 4 indikator LEMBUR1, LEMBUR2, LEMBUR3, LEMBUR4.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbachs Alpha > 0,70 ( Nunnally, 1994)
Data dapat di download
Output sebagai berikut
Memberikan Cronbach Alpha sebesar 74,6 % menunjukkan konstruk Lembur reliabel.
Untuk menguji Validitas
Uji r
N= 30
df= N-2
=30-2=28
Dengan nilai r table = 0,3061
Semua indikator Lembu1 sampai Lembur 4 menunjukkan nilai Corrected Item –Total Correlation semuanya diatas nilai r table. Dengan demikian semua indikator dapat disimpulkan valid
Uji t
Ambil sembarang r hitung , misal 0,441
Kemudian hitung nilai t hitung
t=r/(√(1-r²)/(N-2))
Hasil t hitung = 2,6000
T table pada alpha= 0,05 df=30-2=28, nilai t table=1,7001
Karena thitung>t table maka H0 tidak dapat ditolak atau r berkorelasi positif aatau indikator Lembur1 adalah valid
Sabtu, 23 Maret 2013
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan ( SAK)
memuat Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) yang
diadopsi dari Conceptual Framework IASC. KDPPLK secara spesifik membahas
:
- tujuan laporan keuangan
- karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan
- definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan
- konsep modal dan pemeliharaan modal
TUJUAN
LAPORAN KEUANGAN
KDPPLK menyatakan tujuan laporan
keuangan adalah "menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja,
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan" (paragraf 12)
Oleh karena itu, menurut KDPPLK,
tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan.
KARAKTERISTIK
KUALITATIF
Agar laporan keuangan dapat
menyediakan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan. KDPPLK mengharuskan
informasi yang didalamnya memiliki 4 karakteristik kualitatif, yaitu:
- Dapat dipahami
- relevan
- keandalan
- diperbandngkan
a. Dapat
dipahami
KDPPLK mengharuskan semua informasi
yang diberikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh banyak pengguna.
Namun demikian,bukan berarti informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan hanya atas
dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh
pengguna tertentu.
b. Relevan
dan Dapat Diandalkan
Agar bermanfaat, informasi harus
relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan
dan harus dapat diandalkan. keandalan laporan keuangan meliputi ciri-ciri,
yaitu:
- Penyajian yang jujur
- Netralitas
- Substansi mengungguli bentuk
- pertimbangan sehat
- kelengkapan
c. Dapat
dibandingkan
Laporan keuangan harus dapat
diperbandingkan dengan waktu dan tempat tertentu agar bermanfaat bagi pengguna.
Misalnya, jika laporan keuangan sebuah perusahaan tidak dapat dibandingkan
dengan waktu sebelumnya (karena dibuat dengan menggunakan standar pengukuran,
sedangkan dampaknya tidak diungkapakan), maka bahkan jika laporan laba rugi
komprehensif tahun pertama menunjukkan untung sebesar 15 juta, sedangkan tahun
kedua 25 juta, para pengguna tidak bisa mengetahui apakah kinerja perusahaan
mengalami peningkatan atau tidak.
KDPPLK mengakui bahwa terdapat
beberapa situasi konflik diantara karakteristk-karakteristk kualitatif.
Misalnya, sebuah perusahaan membeli sebidang tanah pada tahun 20X1 seharga 80
juta dan nilai pasar tersebut pada tahun 20X7 sebesar 100 juta, maka timbul
pertanyaan apakah tanah tersebut harus disajikan di laporan keuangan tahun 20X7
sebesar 80 juta atau 100 juta. Historical cost (biaya historis/perolehan)
sebesar 80 juta dapat diandalkan, namun tidak relevan bagi para pengguna (
misal ,investor, atau kreditor ingin mengetahui nila pasar tanah tsb saat ini
bukan biaya historisnya). Nilai pasar saat ini 100 juta dapat relevan bagi
pembuatan keputusan, namun tidak dapat diandalakan (teknik estimasi yang
berbeda akan menghasilkan nilai pasar yang berbeda). Dalam situasi ini, KDPPLK
mengharuskan suatu perusahaan agar berupaya mencapai keseimbangan yang sesuai
di antara karakteristik kualitatif guna mencapai tujuan laporan keuangan.
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
- Aset
- Liabilitas
- Ekuitas
- Pendapatan
- Beban
Aset
Aset didefinisikan sebagai sumber
daya yang dikuasai sebuah entitas sebagai hasl dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapakan mengalir ke entitas. Oleh
karena, sumber daya yang dikuasai, meskipun tidak dimliki, harus dianggap
sebagai aset. Contoh, sebuah entitas harus menyertakan kendaraan bermotor yang
diperoleh lewat perjanjian sewa beli atau mesin yang disewakan lewat perjanjan
sewa dapat diperlakukan dengan ketetapan PSAK 30 sebagai aset
Liabilitas
merupakan kewajiban saat ini sebagai
hasil dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar
suberdaya yang mengandung manfaat ekonomi. Suatu kewajban dapat berupa
kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
Ekuitas
merupakan hak residual aset
dikurangi semua liabilitas.
Pendapatan
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebuut ,seperti penjualan,
pendapatan jasa, bunga, dividen, royalti,sewa. Sedangkan penghasilan
mencerminkan pos lainnya, misalnya penjualan aset tetap.
Beban
Beban mencakup baik kerugian maupun
beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa
Pos yang
memenuhi definisi suatu unsur harus diakui,jika:
- Besar kemungkinan manfaat ekonomi mengalir masuk ke dalam perusahaan
- Nilai atau biaya dapat diukur secara andal
KONSEP MODAL
DAN PEMELIHARAAN MODAL
Konsep pemeliharaan modal amat
pentng bagi pengukuran laba. Menurut Hick,seorang ekonom, laba adalah jumlah
maksimum yang dapat dikonsumsi oleh sebuah entitas dalam suatu perode, namun
kekayaan di akhir perode sama dengan awal periode.
KDPPLK
menyebut dua cara mengukur dan memelihara posisi awal,yaitu:
- Modal keuangan
- Moal fsik
Untuk
menilustraskannya , anggap 1 januari 20X1 PT ABC mempunyai uang tuan Rp100.000
dan segera digunakan untuk membeli persediaan sebesar Rp150.000 lalu menjualnya
pada tahun tsb pula
Pada tanggal 31 Desember 20X1,uang tunai
yang dimiliki PT ABC sebesar Rp150.000. Namun pada tanggal itu, persediaan yang
sama bernila Rp120.000. Untuk mengukur jumlah laba untuk tahun 20X1 , Menurut
Hicks, posisi awal harus dipelihara.Jika "modal keuangan" hendak
dipelihara ,maka harus menyisihkan uang tunai sebesar Rp100.000,sedangkan
kelebihan Rp50.000 merupakan jumlah laba. Jika "modal fisik" hendak
dipelihara, maka PT ABC harus menyisihkan uang tunai sebesar Rp120.000 untuk
membeli persediaan (agar memiliki kekayaan yang sama dengan memilikipersediaan
yang sama), sedangkan laba sebesar Rp30.000
Rabu, 20 Februari 2013
Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank
Untuk kas di bank setiap akhir periode dibuat rekonsiliasi antara saldo kas menurut rekening bank ( rekening koran ) dan saldo kas pencatatan entitas. Tujuan rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan antara pencatatan di entitas dan di pencatatan kas yang dilakukan oleh bank yang mengelola uang entitas. Rekonsiliasi dapat mengurangi potensi timbulnya kesalahan pencatatan dan juga potensi hilangnya uang entitas.
Secara umumpenyebab terjadinya perbedaan saldo antara pencatatan menurut bank dan entitas adalah sebagai berikut:
- Penerimaan yang dlakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas, Misalnya seorang pelanggan melakukan pelunasan utangnya dengan mentransfer ke rekening bank namun belum diberitahukan pada entitas. Atas penerimaan ini harus ditambahkan pada saldo kas menurut catatan entitas. Jurnal penyesuaian dilakukan dgn mendebitkan kas dan sisi kreditnya adalahh piutang usaha
- Penerimaan yangg dilakukan oleh entitas namun belum disetorkan atau sudah disetorkan namun belum nampak dalam rekening koran. Misal setoran dari penjualan tgl 31 Januari baru disetorkan 1 Februari, sehingga baru nampak pada rekening koran pada bulan februari. Karena sudah dicatat oleh entitas sehingga tidak perlu membuat jurnal penyesuaian,
- Pengeluaran yang dilakukan oleh Bank namun belum diketahui oleh entitas (Transaksi Auto), Misalnya biaya administrasi bank, biaya pelayanan bank, pembayaran angsuran dan beban telepon yang dilakukan dgn menggunakan autodebet dari rekening bank.. Jurnal penyesuaian yang di perlukan dgn mendebet Biaya administrasi(atau akun lainnya tergantung transaksinya) dan kas pada sisi kredit
- Pengeluaran yang telah dikeluarkan entitas namun belum diambil oleh penerima cek. Misal entitas melakukan pengeluaran dgn menerbitkan cek, ada kalanya penerima cek tidak langsung mencairkan cek tsb. Cek yang telah dikeluarkan namun belum dkeluarkan penerima cek disebut cek beredar (outstanding check). Tidak diperlukan jurnal penyesuaian karena entitas telah mencatat transaksi tsb.
- Kesalahan mencatat dapat terjadi oleh bank atau entitas. Jika kesalahan tsb dilakukan entitas maka dilakukan penyesuaian oleh entitas untuk membetulkan kesalahan tersebut, Jika kesalahan oleh bank, maka entitas melaporkan kpd bank untuk melakukan koreksi pada periode berikutnya.
Pada tanggal 31 Januari 2013, Geys Co. mempunyai saldo kas Rp. 6.140.000. Laporan dar Bank Fahmi Akbar pada tgl tsb menunjukkan saldo kas sebesar Rp. 7.695.800. Data untuk rekonsiliasi bank sebagai berikut:
- Biaya administrasi bank bulan Januari adalah Rp. 25.000
- Bank berhasil menagih piutang wesel untuk Geys Co. yang nominalnaya Rp. 1.800.000 pada tanggal 13 Januari, ditambah bunga sebesar Rp. 30.000. Biaya jasa bank untuk transaksi tsb adalah Rp. 10.000
- Setoran Geys Co. pada 31 Januari Rp 1.193.000, tidak tercatat dalam laporan bank
- Cek Geys Co. No. 6375 yang diterbitkan untuk Nano, seorang kreditor senilai Rp. 384.000 telah salah dicatat dalam jurnal pengeluaran sebesar Rp. 348.000
- Cek beredar pada 31 Januariberjumlah Rp. 1.480.100
- Laporan bank menunjukkan adanya NSF (Non Sufficient Fund) / Cek kosong Rp. 490.000 atas cek yang diterima entitas dari Viga Co.
Geys Co.
Rekonsiliasi Bank Fahmi Akbar
tertanggal 31 Januari 2013
Saldo per laporan Bank 7.695.800
+/+ Setoran dalam Perjalanan 1.193.300
-/- Cek beredar 1.480.100
7.409.000
Saldo per laporan Entitas 6.140.000
+/+ Pelunasan piutang 1.800.000
Pendapatan bunga 30.000 1.830.000
7.970.000
-/- Biaya administrasi 25.000
Biaya jasa bank 10.000
Kesalahan pencatatan cek 36.000
NSF Check 490.000 561.000
7.409.000
Selasa, 19 Februari 2013
ASET DAN LIABILITAS
ASET DAN LIABILITAS (PSAK 1)
Aset : Sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi tersebut di masa depan diharapakan diperoleh entitas.
Aset terdiri dari:
1. Aset lancar
Menurut PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan, Aset di kategorikan ebagai Aset Lancar, jika:
* Aset di harapkan dapat direalisasikan, atau terjual, atau digunakan dalam siklus operasi normal
* Aset yg dimiliki dgn tujuan untuk diperdagangkan
* Aset yg diharapakan akan terealisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan
* Berupa kas dan setara kas, kecuali yang dibatasi pertukaran atau penggunaaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan
Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya menjadi kas atau setara kas. ketika siklus operasi normal entitas tidak diidentifikasikan secar jelas , maka diasumsikan selama dua belas bulan.
Contoh aset lancar antara lain kas,piutang persediaan,investasi jangka pendek, dan biaya di bayar dimuka dll. Pengklasifikasian terpisah antara aset lancar dan tidak lancar akan menunjukkan bagaimana suatu aset difungsikan dalam entitas. Contohnya, sebuah mobil bagi dealer mobil merupakan persediaan (aset lancar) karena mobil merupakan barang dagang. Sedangkat umumnya bagi jenis entitas lain digunakan untuk alat pemasaran sehingga diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
2. Aset Lancar
Aset yang tidak memenuhi 4 definisi aset lancar . Aset tidak lancar :
- Investasi jangka panjang Biasanya mencakup beberapa bentuk, baik berbentuk investasi dalam obligasi dan saham atau investasi dalam bentuk dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
- Aset tetap Aset berwujud yang digunakan dalam operasi entitas,misalnya tanah , mesin,dan furniture
- Aset tak berwujud Aset tanpa wujud fisik yang bukan berbentuk instrumen keuangan, misalnya hak paten, copyright( hak cipta), franchise(waralaba), dan goodwill
- Aset lain yang bersifat tidak lancar
Liabilitas : Kewajiban saat ini yang timbul akibat peristiwa masa lalu , yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaaat ekonomi
Liabilitas diklasifikasikan sebagai Liabilitas Jangka Pendek jika ( PSAK 1) :
- Liabilitas diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normalnya
- liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (misalnya instrumen derivatif)
- liabilitas tsb jatuh tempo untuk diselesaikan dlm jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan
- entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan
Liabilitas yang tidak termasuk 4 kategori diatas, diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Liabilitas jangka panjang biasanya mencakup:
- Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa guna usaha, dan untang bank jangka panjang
- liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi, seperti kewajiban pensiun, dan kewajiban pajak ditangguhkan
- liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa di masa depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Akuntansi